watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TRAGEDY KEHIDUPAN

Namaku adalah Sany I*** (edited). Aku adalah
seorang wanita karier berumur 28 tahun dan
memiliki sebuah keluarga yang sangat saya
sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia
adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang
anak perempuan yang sangat cantik dan sudah
berusia 8 tahun sekarang ini. Hubungan
perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak
pernah mengalami masalah dengan hubungan
seksual ataupun keuangan karena walau
bagaimanapun baik aku dan suamiku
mempunyai posisi yang sangat bagus di
perusahaannya masing masing.
Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke
Indonesia dan selalu singgah ke Singapore
sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia
bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa
dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga
di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu
menggunakan bahasa mandarin atau bahasa
Inggris, sehingga anak kami yang bernama
Melissa mengusai 3 bahasa.
Wang K*** (edited) adalah nama suamiku dan
aku sangat menyayanginya. Dia selalu pulang ke
Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun
demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak
ada keinginan untuk melakukan affair dengan laki-
laki lain walaupun percaya atau tidak, banyak
teman laki-lakiku di sini sering mengajakku
kencan dan ada juga yang mengajak bercinta
secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak
ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya
dengan berbagai alasan karena aku sangat
menyayanginya.
Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000
(beberapa hari yang lalu), aku baru saja
menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan
untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan
char siew buatanku yang menjadi salah satu
kegemarannya sehingga membuat tubuhnya
semakin gemuk.
Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon
berdering dan saya menunda sarapan malam
saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata,
orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang
mengatakan bahwa malam ini dia berada di
Taiwan airport bersama teman bisnisnya. Dia
berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta
denganku dan dia berkata bahwa setelah
bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke
Jakarta untuk bercinta denganku. Percakapan 30
menit kami terpaksa berhenti karena adanya
suara wanita di latar belakangnya bahwa dia
mesti “boarding” karena pesawat akan
diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan
kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.
Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku
mendekati anak perempuanku yang sedang asyik
bermain dengan Play Station dan aku ikut
bermain dengannya. Sewaktu aku sedang
bermain-main dengan anakku, telepon berdering
kembali dan aku menyangka itu dari suamiku,
ternyata orang yang meneleponku adalah adik
kandungku dan dia seperti hendak berkata
sesuatu dengan perasaan sedih dan aku
mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu
hendak berbicara denganku.
Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia
baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah
kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia
menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006
yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-
keping karena suamiku yang sangat kusayangi
berada di dalamnya. Aku mendadak menangis
dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian
aku tidak ingat apa-apa setelah itu. Setelah aku
sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang
meneleponku tadi berada di sisiku bersama
suaminya dan anakku. Melihat mereka, aku
menjadi menangis kembali dan mereka
menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu
juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku
siap, aku langsung pergi ke Airport dengan
menggunakan taksi sementara adikku dan
suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari
selama aku pergi ke Taiwan.
Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya
menangis di dalam hati karena aku tidak mau
orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang
menangis. Akhirnya aku sampai juga di Taiwan
dan aku langsung mencari kantor Singapore
Airline dan mencari orang yang mengetahui
secara jelas apa yang terjadi dalam insiden
tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka
bahwa suamiku adalah salah satu korban di
dalam kecelakaan tersebut.
Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku
yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk
seorang diri di salah satu bangku dan badanku
lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan
tak tahu mesti berbuat apa apa setelah
mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai
seseorang pria Taiwan menegurku. Setelah kami
bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki
yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan
istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga
dialami oleh suamiku.
Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti
mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam
yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke
sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang
Khai Sekh Airport. Kami saling bercakap-cakap
mengenai kehidupan kami masing-masing dan
Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami
berdua sama-sama meminum anggur merah
yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan
dan kedukaan yang kami alami masing masing.
Aku memang tidak pernah minum anggur
selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur
merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku
masih ingat bahwa Sam menggendongku ke
mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku
ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.
Selama di mobil Sam, aku kembali menangis,
tertawa dan menggoda Sam yang sedang
menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak
tahu ke mana Sam akan membawaku pergi.
Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di
suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku
hanya merasakan bahwa badanku sedang
digendong oleh Sam ke apartemen dan akhirnya
tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu
adalah kamar tidurnya karena kemudian aku
dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.
Sam pergi meninggalkanku seorang diri di
ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak
memanggil nama suamiku dalam bahasa
Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan
kadang-kadang aku menangis. Aku benar-benar
tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku
dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti
orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri
sendiri.
Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali
ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena
aku melihatnya samar-samar dalam keadaan
mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang
membalut wajahku dengan kain yang sudah
bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin
membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler
akibat red wine itu.
Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain
merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya
dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat
itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang
Hui (suamiku) sehingga aku terus saja
menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya
Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai
menciumku dengan penuh mesra dan mungkin
juga dia menganggap aku seperti istrinya yang
telah meninggal. Tanganku mulai turun dan
mengelus kejantanannya yang telah mengeras
seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan
mencium seluruh wajahku seperti orang yang
sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari
keningku, kemudian hidung, dan akhirnya
mulutku. Aku membalas ciumannya dan
akhirnya kami French Kissing. Lidah kami
bertemu dan bergelut.
Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda
bahwa permainan ini akan menjadi menarik.
Tangannya mulai membuka baju piyamanya.
Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia
membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-
ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan
payudaraku yang indah. Tangannya mulai
melepaskan pakaianku dan tak lama celana
dalamku juga menyusul terhempas di lantai
apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk
mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi
berat dan kami bergerak menurut insting kami.
Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke
arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku
dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan
puas dengan payudaraku, tangannya mulai
bermain di bibir kewanitaanku. Sam
memasukkan satu jari dan merasakan bibir
kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau
buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir
kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku
mengerang dengan nada penuh kepuasan.
Sambil terus menjilati klitorisku, Sam
memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku.
Tangan Sam yang satunya menemukan
payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan
puting susuku. Aku mengerang dengan gembira
dan cairanku mulai tumpah dan aku telah
mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli,
dengan ganas dia dorong maju mundur
jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku.
Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak
tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya
yang sejak tadi keras dan online siap-siap
dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya
sambil terus menyebut nama suamiku yang telah
meninggal.
Setelah itu, aku langsung mengulum batang
kemaluannya dan aku langsung meletakkan
kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja
kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling
memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku
merasa cairan wanitaku akan keluar. “Wang Hui,
I’m cumming..” aku terus menyebut nama
suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang
sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru
kukenal dalam 1 hari.
Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar.
Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-
megang batang kemaluannya dan genggamanku
mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya
yang masih belum kuat langsung saja berdiri
tegap. Aku duduk mengangkang dan
mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik
turun berirama. Tangannya memainkan puting
susuku yang mulai mengeras dalam
pegangannya. Dia mulai mengerang dan
berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak
naik mengikuti irama Sam.
Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama
kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami
berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku
merasakan otot-otot liang kewanitaanku
mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas
batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang
kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke
dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan
sensasi yang selalu kurindukan.
Kami berpakaian kembali. Kami berdua tidur
berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut
ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan
telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur
sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku
menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.
Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami
oleh kami selama semalam dan aku langsung
terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan
berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu
penyesalan, aku langsung kembali ke Airport
untuk menemui jenazah suamiku dan aku
berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi
antara aku dengan orang yang baru saja kukenal,
Sam Yam.
Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal
sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan
melakukan hal itu lagi. Para pembaca, bisakah
kalian memberitahu kepadaku apakah ini semua
kesalahanku?


Adult | GO HOME | Exit
1/755
U-ON

inc Powered by Xtgem.com